Ada Mimpi Dalam Mimpi
Tuesday, September 06, 2016
"Plaak," bunyi saklar lampu kamar dipadamkan. Polém kembali merebahkan tubuhnya di ranjang, buku-buku bacaan dan catatan Ia letakkan di pinggir bantalnya. Malam itu, arah jarum tepat pukul 03.00 Wib, meskipun keadaan kamarnya gelap gulita tanpa cahaya, tetapi dua bola matanya masih belum mau untuk diajak terpejam. Bermacam suara binatang-binatang di luar kamar nyaring terdengar dan menyatu dalam kepalanya, "tidak ada satupun yang menina-bobokkan saya, mereka malah asyik sendiri," Polém membatin.
Suasana semakin gaduh, hiruk pikuk seperti keadaan pasar hari Minggu, kali ini Polém merasakan keramaian ditengah kesunyian malam. Jangkrik bernyanyi, hujan menari, tiba-tiba bunyi darurat mobil Ambulan mengkombibasikan simfoni malamnya. "Negri antah berantah memang tidak pernah sunyi." Polém kembali membatin.
"Tiiiing- tiiiing tiiiiiiing-tiiiiiiing." Nada BBM berdering tanpa sengaja mulut Polém terbuka, "Ya Tuhan, musik apaan ini."
Polém membalikkan badan ke kanan dan ke kiri, tetap saja kegelapan yang didapatkan, tidak ada celah cahaya yang bisa menembus ke kamarnya. "Kalau 'kelaparan adalah burung gagak hitam,' mungkin kegelapan ini suara merdunya," bisik kanannya.
"Kalau 'kelaparan adalah burung gagak hitam,' mungkin 'malam' jadi tempat mengistirahatkan lelahnya kepakan sayap saat ia terbang," bisik kirinya.
"Kalau 'kelaparan adalah burung gagak hitam,' mungkin sekarang adalah kesempatan," bisik kanannya lagi.
"Taaabb." Polém menyalakan lampu di meja belajar yang berdekatan dengan ranjang, kemudian Ia tidur terlungkup sambil membuka buku catatan kecil. Setelah dituliskan 31 Agustus 2016 pada sudut halaman, di tengahnya Ia tuliskan 'Insomnianya Seorang Polém' dijadikan sebagai judul fiksi malam itu.
Sesaat setelah Polém menulis, lantunan bacaan Al-quran Ia dengarkan dari toa menara Mesjid, sejurus dengan itu lagi-lagi Polém kembali membatin, "Semoga tidak ada yang mempermasalahkan volume pengeras suara itu, serta pengurus Mesjid tidak akan dipanggil pihak berwewenang."
"Taaabb," lampu belajar dimatikan setelah catatan Polém ditutup, sinar dua bola matanya mulai layu, lalu Ia tertidur pulas. Ketika Polém ingin melanjutkan ke mimpi selanjutnya, tiba-tiba suara Azan dari Mushalla samping rumahnya menggema.
"Astagfirullah, mimpi apa saya barusan." guman Polém saat siuman dari alam kayangannya.