Puisi Mukidi dalam Sianida
Friday, July 14, 2017
Harusnya kau tahu
Tidakkah kau tahu bahwa lereng guaku lusuh
Baca Juga
Namun pertapaanku kian terusik jejak-jejakmu
Kau datang alasan menjengukku
Dalam sadar kau tancapkan irisan batu di benalu
Andaikan matamu tidak terpejam saat itu
Kerakusanmu telah menghentikan jantungku
"Stooopp
Aku sedang tidak ingin mendengar pepatahmu."
Aku yang terus sendiri di gemerlapan palsu
Perputaran waktu menemani pembaringanku
Asa memudar di terik pekik dedaun layu
Tidakkah kau merinduiku?
Meski kisah racun merek madu telah berlalu
Kau, sahabatku!
Owh Jesica...!
Apa kabarmu?
Masihkah darahmu setegar hari itu?
Sesungguhnya semeja denganmu kerinduan
Es kopi vietnam impian dan harapan
Bersamamu, sahabatku!
Owh Jesica...!
Bagaimana keadaanmu?
Mukidi-mukidi itu datang dan melihatmu
Andaikan mukidi itu menyapaku
Ku ingin mereka lihat
Ku ingin mereka tau
"Ada mukidi yang tercipta antara kita berdua"
Tabahkanlah hatimu, sahabatku
Biarkan masa menenggelamkan mukidi itu
Mukidi, pasti berlalu...!
Pidie, 14/07/2017
![]() |
Screenshoot: Mukidi dalam Sianida |